Selasa, 23 Desember 2008

tulisan q

BATU PUTI DAN ASAL-USUL KAMPUNG API-API

Di suatu kampung di wilayah pesisir pantai hiduplah seorang perempuan yang bernama puti. Puti tinggal bersama keluarganya. Keluarganya berasal dari keluarga yang terhormat di kampungnya. Sejak kecil dia selalu membantu orang tuanya dan tidak pernah membantah perintah orang tuanya.

Puti tumbuh sebagai anak gadis yang cantik dan baik. Tak heranlah banyak pemuda yang menginginkannya. Hamdan, pemuda tangguh, berkerja sebagai buruh tani juga menyukai Puti. Dengan berbagai cara hamda berusaha mendapatkan puti. Alhasil puti jatuh kepangkuan hamdan.

Hamdan dan puti saling menjaga hubungannya. Mereka tahu bahwa di kampung mereka masalah pacaran merupakan hal yang tabu bagi masyarakatnya. Karena itulah mereka menyembunyikan hubungannya kepada khalayak banyak termasuk orang tuanya.

Suatu hari hamdan mengajak puti pergi jalan-jalan ke pulau. Pulau yang ada di depan pantai / kampungnya sekali-kali dapat ditempuh dengan jalan kaki jika pasang surut. Keindahan pulau hanya dapat dilihat di kala senja. Pada awalnya puti masih ragu-ragu. Pasalnya, dia yakin pasti tidak dapat izin dari orang tuanya. Setelah mencoba meminta izin dari orang tuanya, akhirnya dia dapat izin dari orang tuanya. Orang tuanya memberi izin dengan syarat jika malam telah tiba dirumah dan kalau ada hal diluar dugaan, Puti harus tiba dirumah sebelum ayam berkokok kalau tidak puti akan mendapat ganjaran.

Hamdan dan puti menghabiskan waktunya di senja hari dengan melihat matahari terbenam. Karena keasyikan menikmati alam mereka lupa akan waktu dan janji mereka pada orang tuanya. Mereka baru sadar akan janjinya ketika mereka tidak melihat jalan pulang, yang mereka lihat hanya ada air laut disekelilingnya. Karena pada malam hari merupakan pasang naik.

Untuk mendapatkan udara yang panas dan menghilangkan udara yang dingin hamdan mengumpulkan ranting-ranting kayu sebagai bahan bakar. Hamdan mulai menghidupkan sesuatu yang bisa membuat mereka tetap hangat. Dengan usaha yang keras akhirnya hamdan berhasil membuat parunan walaupun dengan alat yang sederhana, batu api.

Di lain tempat, masyarakat kampung merasa heran melihat ada api yang besar di pulau yang tiada penghuni. Masyarakat meneriakan ( ada api, ada api, api, api, api ). Masyarakat yang telah berada di rumah langsung keluar melihat apa yang terjadi. Orang tua puti merasa ketakutan karena anaknya belum juga pulang.

Masyarakat sepakat untuk menyusul mereka. Dengan menggunakan perahu nelayan, mereka berangkat menuju pulau yang dekat itu. Setelah tiba disana mereka hanya menemukan bekas dari pembakaran yang mereka lihat tadi. Mereka tidak menemukan hamdan dan puti. Setelah lama mencari dan tidak menemukan juga mereka kembali pulang ke pantai. Orang kampung kembali dan menunggu besok pagi sebelum ayam berkokok.

Besoknya, mereka mengulang mencarinya, dengan menelusuri seluruh pulau. Hasilnya juga sama seperti malam tadi, mereka juga tidak menemukannya. Masyarakat terkejut saat melihat Puti melintasi karang yang nampak saat pasang surut. Masyarakat memangilnya dan mengejarnya. Pas mereka sampai dekat puti, suara kokok ayam terdengar. Puti berlari dengan tergesa-gesa supaya cepat tiba di rumah, tetapi usaha yang dilakukan puti sia-sia belum sempat puti melangkah kaki nya sudah membeku sampai keseluruh tubuhnya sehingga membentuk batu. Batu ini dikenal orang dengan Batu Puti.

Masyarakat terkejut dengan peristiwa ini dan bertanya-tanya. Sedangkan ibunya merasa sedih, diam seribu bahasa dan menyesali dengan apa yang terjadi. Hingga sekarang masih dipertanyakan.

MANFAAT MITOS INI BAGI MASYARAKAT SETEMPAT

Bagi masyarakat ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari mitos Batu Puti dan Asal-Usul kampung Api-Api, diantaranya :

Dengan adanya mitos ini dengan sedikitnya masyarakat tahu akan asal-usul kampungnya. Mitos ini juga memberikan gambaran bagi masyarakat sekarang akan pentingnya menempati janji dan menaati norma yang berlaku didalam masyarakat.

Ø SEGI SOSIAL

Dari segi sosial, bisa kita lihat dengan adanya rasa tolong menolong sesama masyarakat. Mitos ini dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat bagaimana masyarakat rela tidak tidur untuk mencari warganya yang hilang.

Ø SEGI AGAMA

Dari segi agamanya, bisa kita lihat apa akibatnya bagi seseorang yang tidak bisa menepati janjinya. Apalagi ketidakbisaannya menepati janjinya disebabkan oleh kelalainnya sendiri.

Ø SEGI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Dari mitos ini masyarkat tahu apa budaya masyarakat pada tempo dulu dan mengetahui pariwisata dulu yang ada di daerahnya. Keindahan pulau memang sangat memukau para pengunjung, apalagi di kala senja.

ANALISIS MITOS

Mitos batu puti dan asal-usul kampung api-api merupakan mitos yang terdapat di Kenagarian Pasar Baru Kec. Bayang Kab. Pes-Sel. Mitos ini diyakini masyarakat setempat benar. Karena masyarakat yakin bahwa orang dulu selalu apa yang dikataknnya akan terwujud ( berupa janji atau sumpah ), tapi jika kita melihat faktanya, kejadian Batu Puti Dan Asal-Usul Kampung Api-Api sangat tidak relevansi dengan fakta-fakta dan bukti –bukti yang dapat kita saksikan saat ini.

Batu tegak yang terdapat diantara pulau dan pantai di yakini bukti bahwasanya peristiwa itu benar-benar terjadi. Tapi jika kita lihat ke fakta yang ada, batu itu ada karena karang-karang besar yang terkikis oleh air sehingga menyerupai bentuk manusia bukan karena akibat sumpah atau janji si Puti.

Menurut analisis saya, mitos yang terdapat di daerah Api-api hanyalah sebuah cerita yang disampaikan orang tua kepada anak-anaknya supaya jangan keluar malam dan selalu menepati janji. Dengan adanya ceritu itu masyarakat akan selalu mengikuti perintah orang tuanya. Dan akan selalu menepati janjinya kepada orang lain.

Tokoh puti yang terdapat dalam mitos itu, pada zaman sekarang ini masih banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang berjanji lupa akan janjinya akibat dari kelalainnya sendiri.

Masyarakat yang terdapat dalam mitos tersebut bisa kita realisasikan pada azaman sekarang. Contohnya apabila ada tetangganya yang mengalami musibah maka masyarakat segera membantu tanpa ada yang menggeraknya karena itu merupakan sebuah tradisi masyarakat desa pada umumnya.

Kisah si Puti dapat kita jadikan sebagai pelajaran akan pentingnya arti sebuah janji. Apalagi janji yang kita ucapka pada orang tua. Kita sebagai mahasiswa, seberapa jauh kita menepati janji yang kita buat baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

Nama : Mirza Erwan Kaflis / 107.053

Jurusan : SKI-A III

Tugas : ANTROPOLOGI ( ANALISIS REPORT )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar